Kekuatan Emosi
ingin aku menerkam televisi,
ada berapa pribadimu?lupakan saja,
camar-camar dari pantai matahari
ombak matahari, laut matahari: akulah matahari
(sebuah cahaya membusuk dalam mulut seorang bocah)
kita adalah kenangan penuh anjing
bintang-bintang membakar kelaminnya
inilah setangkai kucing yang tak henti mengunyah airmata
hopla!, kegelapan adalah cahaya
sebuah ruang adalah susu api yang kau minum tadi pagi
ya-ya-ya, aku adalah sebatang rokok: berapa harga
dirimu?, tak ada realita?
angsa-angsa bulan meraung di jantung tanda baca
tak ada rahasia: kita tak pernah mencatatnya, ya Allah,
semua ini hanyalah peristiwa, siklus pahit duka
epitaf kosong kebahagiaan
nisan angkuh para raja dan dewa-dewa, tak ada lagi realita,
tak ada lagi tiada
kita terus saja mengalami kematian bahasa
dan kami tak henti melahirkan nama-nama, siapa dia?
dia: hanyalah sepotong tuhan yang mencabik namanya,
hopla!, maka kita melupakan kau
maka kau melupakan kita maka kita berlari dalam aku dalam kau dalam dia
maka kita adalah terus-menerus bukan-kita.
Ana al-Haqq!, Om Swastiastu!, Bullshit!, Diamlah!
3 Comments:
akhirnya.. bisa komen juga..
tapi itu siapa yg berdiri gelap-gelapan?
iya yaa sapa tuh? yg pasti bukan gue...
itu dewa dari leuwinanggung
Post a Comment
<< Home