<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d20981957\x26blogName\x3dsikunyuk\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://sikunyuk.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://sikunyuk.blogspot.com/\x26vt\x3d-6106794070155496258', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>




Monday, February 06, 2006
---------------------

Aku Benci Telepon Genggam

Hand Phone atau telepon genggam 15 tahun yang lalu menjadi barang yang begitu mahal dan jarang orang yang punya. Jangan kan untuk memilikinya, melihatnya pun aku belum pernah.

Dan hari ini, yaa saat ini diperadaban manusia yang makin lupa akan batas-batas kehidupan. Aku takut dengan telepon genggam. Takut sekali... karena ku pikir telepon genggam adalah mesin perusak alam, bahkan pembunuh manusia.

Sering aku dengar cerita orang dan baca di surat kabar kalau telepon genggam bisa membuat jarak menjadi dekat, waktu pun disulap menjadi singkat. Anehnya aku masih saja merasa telepon genggam adalah mesin pembunuh.

Awalnya telepon genggam merupakan sarana informasi, seperti kangen-kangenan dua kekasih, alat penanya jarak jauh yang ampuh. Biasanya perbincangan melalui telepon genggam seperti:

"halo, apa kabar?"
"lokasimu dimana sekarang, aku kesana yaa?"
"kangen nih, bisa ketemuan ngga?"

lalu

"kamu lagi apa sayang?"
"pakai bra nomor brapa say?"
"bisa ngga kamu kekamar aku nginap?"
"jangan lupa beli kondom loh?"

dan

"Bangsat.. lu... jangan telepon-telepon lagi!"
"woi... loe bayar tuh kartu kredit!"
"anda mendapatkan hadiah... hubungi bla...bla...bla"
"kita putus saja yaa sampai disini aku sudah ada yang baru."

begitulah... hingga mesin perusak dan pembunuh itu dimulai dari angka lima. Saat itu matahari setengah condong, diseberang sana:

"pencet angka 5 (lima)"

maka meledaklah hotel JW Marriot, maka hancurlah Cafe di Bali, meledaklah Jimbaran, terbakarlah Ambon, sengsaralah rakyat miskin, Matilah semua orang, hancurlah manusia, Jayalah Penghancura.

begitu mudahnya menghancurkan manusia, bangunan, bahkan alam.

Aku termenung dan bertanya... jika memang telepon genggam penyebab ini semua... mulai saat ini aku benci telepon genggam.

"Wan... Loe sekarang dimana?"

klik.... ngung..ngung...ngung... kumatikan telepon genggam ini.

---------------------

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

hahahahha.. bung wa2n, sepertinya masalahnya bukan pada alatnya..tp pada manusianya..

February 06, 2006  
Anonymous Anonymous said...

ahh saya pun selalu malas melihat telpon genggam saya. tidak lain hanya kutinggal bertengger di saku tas hingga siang atau sore hari baru kusentuh. menjelang malam hanya berfungsi sebagai alarm :))

hidup lebih menyenangkan tanpa telepon genggam. tapi kenapa yaa klo telepon genggam itu tertinggal, saya kalut?? addicted yg pura2 dalam perahu?

February 08, 2006  
Anonymous Anonymous said...

ndrit: kalo ngga ada alatnya manusia ngga ngebom dan buat dosa (iyaa.. tergantung ama yang gunain juga)

snmp: ini mah super sibuk jadi pura2 perahu... :P

February 14, 2006  

Post a Comment

<< Home

---------------------

[ L I N K ]